Perundingan Linggarjati berlangsung juga pada tanggal 15 November 1946. Dalam perundingan tersebut, Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn. Sebagai penengah adalah Lord Killearn dari Inggris. Isi Perundingan Linggarjati yaitu:
1. Pengakuan status de facto RI atas Jawa, Madura, dan Sumatera oleh Belanda.
2. Pembentukan negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat (RIS).
3. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala negara.
4. Pembentukan RIS dan Uni Indonesia-Belanda sebelum 1 Januari 1949
2. Pembentukan negara federal yang disebut Republik Indonesia Serikat (RIS).
3. Pembentukan Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala negara.
4. Pembentukan RIS dan Uni Indonesia-Belanda sebelum 1 Januari 1949
Perang antara Republik dan Belanda jelas-jelas akan memakan Korban dan tidak akan selesai dalam waktuyang singkat. Keunggulan jumlah pasukan yang dimiliki oleh republik akan serta merta diimbangi oleh persenjataan mutakhir Belanda. Sjahrir mengahadapi semuanya dengan dingin, perhitungannya matang. Perang gerilya meskipun menyulitkan belanda tidak akan pernah bias mengahsilkan kemenangan yang telak. Belum lagi harga yangharus dibayar rakyat Indonesia untuk menopang sebuah perang Gerilya menurut Sjahrir terlalu mahal, baik dari segi materi maupun mental. Rakyatlah yang harus menopang kehidupan para gerilyawan Republik, dan rakyat juga harus menanggung balasan dari belanda. Sjahrir juga khawatir bahwa grilya berkepanjangan hanya akan semakin meningkatkan peranmiliter secara berlebihan, sehingga jika perang pada akhirnya selesai Indonesia justru akan terjebak dengan sebuah generasi Fasis yang memuja kekersan. Pada akhirnya Sjahrir melihat perang hanyalah berguna sebagai alat membeli waktu dan memperbaiki posisi tawar, bukan untuk menang. Belanda hanya bias dikalahkan dengan permainan politik global yang cerdas. Senjata utama republic itu adalah tatanan global baru yang dilahirkan atas nama Kebebasan dan Keadilan. Belanda akan dikalahkan bukan oleh Indonesia, melainkan oleh Dunia internasional.
untuk itu Sjahrir rela mengalah dlaam dalamperundingan linggarjati, sebuah keputusanyang dikecam banyak orang bahkan sampai menyebabkan penculikan atas dirinya.ia tahu bahwa belanda tidakakan serta merta mele[askan indonesia begitu saja, belanda pasti akan curang. butir paling penting dalam Perjanjian LInggarjati bagi Sjahrir adalah Pengakuan De Facto belanda atas kedaulatan Republik Inodonesia, dan bukan masalah wilayah yang diakui.butir itulah yang akan menjadi senjata utama indonesia menghadapi belanda di mata Sjahrir. berbekal perjanjian linggarjati , Sjahrir pun menjadi orang pertama yang berpidato di PBB ketika belanda melancarkan Aksi Militer pertama pada 1947. akibat pidato Sjahrir yang memukau, aksi militer belanda dikecam Dunia Internasional sebgai aksi sepihak yang tidak bisa diterima karena belanda sudah melanggar kesepakatan yang sudah dibuat.akhirnya belanda pun harus menghentikan aksinya dan nama "Indonesia" untuk pertama kalinya digunakan oleh Dunia Internasional sebagai ganti " HINDIA BELANDA ". isu Indonesai pun berubah menjadi isu Internasional. Atas nama kebebasan dan keadilan, dukungan internasional mengalir dengan derasnya untuk sebuah Republik Indonesia yang berdaulat sepenuhnya.
Konsekuaensinya, belanda pun secara bertahap makin kehilangan momentum untuk menduduki kembali indonesia. bahkan ketika pada akhirnya belanda putus asa malah nekad melancarkan Aksi Militer Kedua pada 1948, dunia internasional secara terbuka mendukung indonesia dan memaksa belanda untuk akhirnya menyerah. belanda pun mengakui kedaulatan INDONESIA secara penuh pada tahun 1949 di Den Haag. perang ini telah dimenangkan oleh sang republik muda. itulah kemenangan Sjahrir. ia memenangkan sebuah perang yang sulit dalam waktu empat tahun berbekal kecerdasanya berdiplomasi.